JAMBI – Komoditi Pinang menjadi salah satu komoditas pertanian di Provinsi Jambi, terutama di Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Calon wakil gubernur Jambi nomor urut 2 Syafril Nursal menaruh perhatian yang sangat serius terhadap salah satu komoditas pertanian Jambi tersebut. Apalagi setelah ia berkeliling di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat selama 4 hari, sehingga bisa melihat kondisi dan fakta lapangan serta mendengarkan langsung dari petani dan masyarakat setempat.
Mantan Kapolda Sulawesi Tengah ini mengatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi para petani perlu ada campur tangan dan intervensi dari pemerintah. Seperti Pemprov membantu penyediaan bibit yang unggul, bantuan alat produksi, bantuan penyediaan alat pengupas, pelatihan bagaimana pemeliharaan dan pemasarannya. “Itu harus ada kajian pemerintah untuk interpensi supaya pinang itu juga menjadi komuditas unggulan masyarakat disini,” kata Syafril Nursal.
Ia menambahkan, kedepan akan menyiapkan ahli untuk mengkaji dan meneliti dalam penyediaan bibit pinang yang unggul dan inovasi lainya. Sehingga bibit tersebut bisa memiliki buah yang banyak, tidak mudah terserang hama, cepat berbuah, rendemennya tinggi dan perawatannya mudah. “Sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan, masyarakat bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, Syafril mengatakan, bahwa ia bersama Fachrori ingin kedepan agar hasil produksi pertanian pinang dari petani di Jambi bukan sekedar bahan bakunya saja yang dijual. Akan tetapi lebih dari itu sehingga bisa menjadi produk jadi. “Itu perlu ada pengembangan industrinya,” ujarnya.
Memotong Mata Rantai Panjang Distribusi Dan Dekatkan Dengan Pasar
Perjalanan safari politik Syafril Nursal, selama 4 hari ke Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat untuk ‘berbelanja masalah’ menemukan rata-rata yang dikeluhkan oleh para petani yakni terkait dengan harga jual pinang yang tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, Syafril menegaskan bahwa kedepan ia bersama Fachrori akan mengintervensi untuk pemasarannya sehingga para petani bisa lebih dekat dengan pasar utamanya.
Syafril menambahkan, kedepan akan dipotong mata rantai panjang distribusi hasil komoditas pertanian sehingga tidak banyak tengkulaknya. Dengan demikian petani lebih dekat dengan pasar tanpa rantai distribusi yang panjang sehingga petani akan mendapatkan harga yang tinggi.
“Tidak banyak tengkulak. Kalau banyak tengkulaknya banyak langkah-langkahnya . Itu terlalu banyak itu akan merugikan petaninya. Karena harganya akan rendah kalau semakin banyak agen-agennya, ini (tengkulak) akan semakin mengambil untung-untung, sehingga harganya menjadi rendah. Petani yang jadi korban. Tetapi kalau didekatkan antara produksi dengan market induknya itu harganya akan tinggi. Itu akan menjadi bagian konsen kita;” ujar Syafril.
Selain itu, agar para petani mendapatkan nilai lebih dari hasil produksi pertaniannya, harus ada peningkatan volume komoditi pertanian yang menembus pasar global atau ekspor ke luar negeri. Untuk mempermudah para petani bisa mengekspor, kata Syafril, juga harus campur tangan dan intervensi dari Pemprov. Hal itu akan menjadi salah satu konsen Fachrori-Syafril jika diamanahkan untuk memimpin Jambi kedepan.
“Tak hanya pasar domestik. Tapi harus lebih banyak volume untuk di ekspor. Ini menjadi salah satu konsen kita,” ucapnya.
Berdasaskan catatan yang dihimpun, biji pinang menyumbang sekitar 16.7% dari total ekspor komoditas pertanian Provunsi Jambi pada tahun 2018, berada di posisi kedua terbesar dibawah komoditas karet yang menyumbang sekitar 60%.
Komoditas Biji pinang ini biasanya digunakan untuk bahan baku masakan, kosmetik, permen dan obat-obatan.
Discussion about this post