Jambi – Ekspor kopi Kerinci ke Belgia menjadi salah satu berita baik di tengah pandemi yang sedang melanda perekonomian Indonesia dan global saat ini. Koperasi Koerintji Barokah Bersama yang berlokasi di Kabupaten Kerinci, Jambi, mengekspor 15,9 ton kopi Arabika Spesialti ke Belgia.
Siang ini, Pemerintah Provinsi Jambi dan Kementerian Pertanian RI melalui Badan Karantina Pertanian mengadakan Acara Pelepasan Ekspor Perdana Kopi Kerinci di Pelabuhan Talang Duku. Acara ini dibuka oleh Bapak Gubernur Jambi dan dihadiri oleh perwakilan dinas-dinas terkait, Bank Indonesia, beserta Rikolto, LSM yang mendampingi Koperasi Koerintji Barokah dan memberdayakan petani kecil di Indonesia selama lebih dari 50 tahun.
Gubernur Jambi H. Fachori Umar menyatakan bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas perkebunan rakyat, seperti kopi, kayu manis, karet, pinang, dan kelapa.
“Pendampingan organisasi petani oleh Rikolto salah satunya membantu menjembatani petani kopi di Jambi untuk memasuki pasar Eropa. Kami ingin mengajak organisasi petani untuk terus meningkatkan kualitas kopi, juga praktik budidaya yang lebih baik dan ramah lingkungan, sehingga pendapatan petani juga meningkat secara berkelanjutan.” sampainya, Selasa (28/7).
Koperasi Koerintji Barokah akan mengirimkan sebanyak 290 karung kopi (15,9 ton) Arabika Spesialti dalam 5 varian proses ke ‘Sucafina Specialty’, perusahaan kopi berbasis di Antwerp, Belgia, yang menghubungkan kopi berkualitas dari organisasi petani dengan roaster di kawasan Asia Pasifik, Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Meskipun ekspor kali ini merupakan ekspor perdana yang dilakukan secara mandiri oleh Koperasi Koerintji Barokah, namun Koperasi ini telah berhasil menjual kopinya ke pasar internasional sejak 2017 yaitu sebanyak tiga kali ke Belgia, serta ke Amerika Serikat dan Hong Kong. Di tahun ini, selain ke Belgia, Koperasi Koerintji Barokah juga akan mengekspor kopinya ke Australia di bulan Agustus nanti.
Memberdayakan organisasi petani untuk memasuki pasar internasional
Saat ini, Koperasi Koerintji Barokah beranggotakan 320 petani yang tersebar di Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro, dan Kayu Aro Barat dengan luas lahan sekitar 140 hektar. Koperasi ini dibentuk sejak Juni 2017 atas kerja sama antara petani kopi, pemerintah daerah, dan Rikolto untuk memberdayakan petani setempat dan mengembangkan komoditas kopi melalui praktik budidaya yang ramah lingkungan.
“Koperasi Koerintji Barokah konsisten dengan kualitas dan terus berinovasi. Itu yang membuat kopi kami unggul hingga sekarang dan kualitasnya dipercaya oleh pembeli,” ujar Triyono, ketua Koperasi Koerintji Barokah. “Harapan saya agar bisa semakin banyak petani yang bergabung sehingga volume meningkat dan kami bisa memenuhi permintaan pasar. Selain itu, petani juga bisa ikut sejahtera mendapatkan harga yang didapatkan oleh Barokah.”
Kualitas dan konsistensi Koperasi Koerintji Barokah inilah yang membuat mereka bertahan di masa pandemi. Meskipun harga kopi mengalami penurunan, namun pemesanan masih terus ada sehingga petani tetap mendapatkan penghasilan.
Keberhasilan Koperasi Koerintji Barokah dalam memasuki pasar ekspor tidak lepas dari peran lintas sektoral baik pemerintah, swasta, dan LSM. Selain pendampingan dan peningkatan kapasitas yang dilakukan oleh Rikolto, Koperasi Koerintji Barokah banyak mendapatkan bantuan fasilitas-fasilitas pengolahan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bank Indonesia.
Peluang ekspor kopi Kerinci juga didukung dengan adanya sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Sumatera Koerintji. Sertifikat Indikasi Geografis ini membantu menjamin keaslian produk sehingga meningkatkan kepercayaan pembeli terutama yang berasal dari luar negeri.
Menjaga kelestarian lingkungan melalui program Pembayaran Jasa Lingkungan
Rikolto mengembangkan kapasitas petani dalam budidaya pangan dengan memperkenalkan sistem pertanian yang ramah lingkungan, di antaranya melalui inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan atau Payment for Ecosystem Services (PES).
Program ini diterapkan di Jambi bersama dengan Koperasi Koerintji Barokah di mana Rikolto mengintegrasikan pengembangan budidaya kopi dengan upaya konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Melalui program ini, Rikolto mengajak pihak pembeli untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan pendukung budidaya kopi. Bagi organisasi petani, program ini dapat membantu meningkatkan kualitas perkebunan mereka dan menjadi nilai tambah dalam memenuhi standar kualitas pasar internasional.
Di bulan Oktober nanti, akan ada penanaman 600 bibit pohon hasil penggalangan dana dari Sucafina yang akan berfungsi sebagai pohon naungan di perkebunan kopi Koperasi Koerintji Barokah. Hal ini merupakan wujud upaya baik Sucafina dalam menjaga kelestarian di lingkungan kebun kopi.
“Kami bangga dengan keberhasilan Koperasi Koerintji Barokah dalam mengembangkan bisnis kopi yang berkualitas bagus, yang membantu para petani anggotanya untuk mendapatkan penghasilan yang layak dari kopinya. Kolaborasi lintas sektoral antara organisasi petani, pemerintah, dan swasta menjadi kunci dalam mendorong organisasi petani memasuki pasar global melalui praktik pertanian berkelanjutan,” kata Catur Utami Dewi, Direktur Regional Rikolto di Indonesia. (*/SPM)
Discussion about this post