JAMBI – Memasuki bulan suci ramadhan dapat dipastikan meningkatnya aktivitas rumahan khususnya bagi kaum hawa yang mencari rejeki di bulan suci. Aktivitas dapur yang berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumsi khususnya gas elpiji 3 kilogram untuk membuat aneka produk kuliner yang mana produk-produk tersebut kerap dijumpai di pasar ngabuburit atau yang sering di sebut pasar beduk bagi warga Jambi.
Tentunya hal tersebut sangat dikhawatirkan adalah jika ada pangkalan-pangkalan gas bersubsidi yang nakal untuk mengambil keuntungan diluar harga eceran tertinggi (HET) dengan dalih upah bongkar muat apalagi uang jasa pengiriman dari agen, sementara HET yang di tetapkan oleh PT. Pertamina (persero) sampai ketangan masyarakat yaitu sebesar Rp 17 ribu.
DPC Humas Hiswana Migas Provinsi Jambi, Devli Setiawan menghimbau para agen dan pangkalan tetap menyalurkan gas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta menjaga pasokan gas melon 3 kg tetap terkendali di wilayah Provinsi Jambi.
“Kita dari Hiswana Migas Jambi akan mengantisipasi ketersediaan stok dan akan memastikan ketersediaan gas elpiji 3 kg tetap aman menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025, katanya. Jum’at (28/2/2025).
Beberapa pekan lalu terjadinya kelangkaan gas melon 3 kilogram bersubsidi akibat dari kebijakan pemerintah yang melarang penjualan oleh pedagang pengecer. Hal ini karena para pangkalan gas melon yang nakal selalu bermain untuk meraih keuntungan.
Ditambahkan Devli, DPC Hiswana Migas Jambi dan Pertamina Jambi akan melakukan pengawasan terhadap para agen dan pangkalan guna untuk memastikan ketersediaan di bulan ramadhan dan idul fitri dengan membentuk satuan tugas untuk melakukan pengawasan.
“Kita bersama Pertamina akan membentuk satgas untuk melakukan monitoring stok gas bersubsidi selama ramadhan dan idul fitri 2025 untuk mengantisipasi terjadi peningkatan konsumsi masyarakat selama berjalannya bulan ramadhan,” pungkasnya.
Discussion about this post