Oleh: Elita Rahmi
Bobby Suargani. Anak Muda Padang yang Tangguh itu telah tiada. Tepat 28 Juni 2021 sekitar Jam 16 Wib. Bobby 46 tahun pemuda dengan banyak ide, pekerja keras, dan penganut aliran optimistik sejati. Ceritanya selalu peluang dan harapan, sedangkan tantangan dan ancaman baginya adalah seni kehidupan bukan hal yang harus diperbincangkan tetapi di lawan dengan kerja.kerja.kerja. Sedikit bicara dan banyak eksekusi itulah boby cara mencintai profesinya sebagai saudagar muda yang perkasa, dan selalu smile big smile menjadi ciri khas yang melekat pada bobby.
Senin Sore itu .28 Juni Boby meninggalkan kita semua,padahal sebulan sebelum kepergiannya masih sempat membuka Outlet Fried Chicken yang ditekuninnya sejak lima tahun terakhir. Outlet Fried Chicken di Bekasi ini pengembangan dari hampir 40 outlet Fried Chicken yang dimilikinya. Artinya jelang kepergiannya, ke pankuan Illahi. idenya untuk berbisnis terus mengalir. Sungguh pikiran bisnisnya tidak pernah tidur.
Belum lagi idenya melawan Kartel Ayam dari 2 (dua) perusahaan besar dunia Thailand dan Jepang yang menguasai pasar Ayam Indonesia hulu hingga hilir, daging ayam,pakam, bibit ungas hingga peti kemas yang telah berlangsung lama di Indonesia. Seakan pemerintah menjadi penonton setia, kala peternak rakyat mati akibat fluktuasi harga yang dimainkan perusahaan raksasa.
Putusan KPPU tentang kartel Ayam di Indonesia menjadi bukti nyata bahwa peternak unggas rakyat di Indonesia menjadi cerita sedih melawan melawan kartel ayam yang tumbuh subur di Indonesia.
Bobby merupakan Penggerak Rumah Potong Unggas (RPU) di kawasan Rumah Potong Hewan (RPH)di Padang menjadi cerita hangat sejak lama yang selalu Bobby sampaikan dalam pembicaraan rileks. Di penghujung hari hari lelahnya terwujudnya Rumah Potong Unggas aia Pacah di Padang. Satu satunya Rumah Potong Unggas Padang,Jambi dan pekanbaru, dan dapat memotong berkisar 12 ton unggas per hari atau sekitar 1000 ekor per jam atau 10.000 perhari ungga dipotong dengan cara higines.
Usaha Bobby yang berawal dari pemeliharaan ayam potong, dengan kandang di Padang, Jambi, Pekanbaru, bahkan Banten, menjadikan bobby lincah selalu wara wiri antar provinsi. Kasus Kandang terbakar di Pariaman Sumbar menjadikan bobby semakin merajalela melawannya hingga membuka kandang hingga ke Banten. Mengapa Bobby harus ke Banten…membuka kandang tanyaku polos..! Jawabnya singkat, lebih gampang cari tenaga kerja, di sisi lain kebutuhan Daging Ayam di Jakarta sangat tinggi sambal menunjukkan angka-angka kebutuhan akan ayam Jakarta di yang terus meningkat tajam.
Jatuh Bangun di ternak ayam potong, melawan Kartel Ayam yang terus berperolok-olok ternak rakyat, menjadikan boby saudagar Daging Ayam dan kini dikembangkannya ke Outlet Friend Chicken.Sungguh Bobby anak muda yang jatuh bangun.Tanpa henti melawan kartel Ayam yang terus bergulir di Indonesia, bahkan seakan di proteksi Negara dan Pemerintah Daerah pun tidak mau tahu dengan kehihupan ternak rakyat yang terus merugi.
Bobby, kepergiannmu yang sangat muda, meninggalkan banyak cerita hangat yang menjadi PR kami semua.Bobby meninggalkan seorang Istri Rani Maysura dan seorang anak perempuan Naila yang wajahnya mirip dengan Bobby. Selamat jalan Bobby Suargani.Tuhan bersamamu selalu. Orang baik mendapatkan tempat yang baik juga.Salam kedamaian.
Elita Rahmi, Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi
Discussion about this post