Jambi – Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi sebagai pusat pengembangan ikan patin varietas baru dinamai patin ‘pustina’ sudah memproduksi indukan patin yang berkualitas yang dikirim sampai ke provinsi tentangga.
Selain menghasilkan indukan selama setahun BPBAT Sungai Gelam juga bisa memproduksi sebanyak 13 juta larva yang nantinya diperuntukan untuk memberikan bantuan bibit kepada koperasi perikanan dan juga diperjual belikan kepada umum, kata Subkoordinator Pengujian dan Dukungan Teknis BPBAT, Sungai Gelam, Jambi, Wahyu Budi Wibowo, saat dihubungi, Rabu.
Selain menghasilkan patin kualitas unggul, BPBAT Sungai Gelam, juga mengembangkan jenis ikan lainnya seperti nila, gurame dan lainnya yang dimana maksudnya perikanan budidaya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
Dia mengatakan, untuk ikan patin Pustina memiliki banyak keunggulan, diantaranya dalam hal ketahanan terhadap lingkungan dan penyakit, juga dalam kelangsungan hidup, pertumbuhan yang lebih cepat, maupun efisiensi terhadap penggunaan pakan.
“Pembuktian telah dilakukan melalui uji multilokasi dan uji tantang dibandingkan dengan jenis ikan patin lainnya, selain itu uji banding multilokasi di tahap pembesaran juga sudah dilakukan di BPBAT Sungai Gelam, kawasan kolam tadah hujan Kecamatan Kumpeh, keramba di Sungai Batanghari dan Bogor,” kata Wahyu Budi.
Sementara itu komoditas yang dikembangkan BPBAT Sungai Gelam, Murojambi, untuk ikan patin mulai dari pembenihan, pendederan, dan calon induk/induk dengan fasilitas yang dimiliki ‘hatchery’ untuk pemijahan, kultur pakan alami dan pemeliharaan larva seluas 300 meter persegi (m2) dengan kapasitas produksi 13.000.000 larva/tahun.
Kemudian fasilitas pendederan terdiri dari 30 unit kolam pendederan dengan kapasitas produksi 5.000.000 benih/tahun,ukuran 2-8 cm.Dimana fasilitas pemeliharaan calin terdiri dari 10 unit kolam dengan kapasitas produksi 170.000 ekor/tahun calon idukan ikan patin.
Wahyu juga mengatakan, BPBAT juga mengembangkan ikan nila mulai dari pembenihan, pendederan dan calon induk/induk dengan fasilitas yang dimiliki untuk pemijahan terdiri dari delapan unit kolam pemijahan dengan kapasitas produksi 5.000.000 larva/tahun. Untuk fasilitas pendederan terdiri dari 27 unit kolam dan 74 unit kolam bulat dengan kapasitas produksi 4.100.000 benih/tahun dengan ukuran 2-8 cm dan fasilitas pemeliharaan calin (calon indukan) terdiri dari 49 petakan keramba jaring apung dengan kapasitas produksi 139.000 ekor/tahun.
Kemudian ada ikan mas (pembenihan,pendederan, dan calin induk/induk) dimana fasilitas yang dimiliki hatchery untuk pemijahan, kultur pakanalami dan pemeliharaan larva seluas 370 m2 dengan kapasitas produksi 2.800.000 larva/tahun. Fasilitas pendederan terdiri dari delapan unit kolam dengan kapasitas produksi 1.700.000 benih/tahun, ukuran 2-8 cm dan fasilitas pemeliharaan calin terdiri dari enam unit kolam bulat dan 11 petakan keramba jaring Apung dengan kapasitas produksi 32.000 ekor/tahun.
Ikan lele (pembenihan, pendederan, dan calin induk/induk) Fasilitas yang dimiliki hatchery untuk pemijahan, kultur pakan alami dan pemeliharaan larva seluas 270 m2 dengan kapasitas produksi 17.000.000 larva/tahun. Fasilitas pendederan terdiri dari 28 unit kolam dan 24 unit kolam bulat dengan kapasitas produksi 4.300.000 benih/tahun ukuran 2-8 cm dan pemeliharaan calin terdiri dari 9 unit kolam dengan kapasitas produksi 125.000 ekor/tahun.
Untuk ikan gurame mulai dari pembenihan, pendederan, dan calin induk/induk) dengan fasilitas yang dimiliki hatchery untuk pemijahan, kultur pakanalami dan pemeliharaan larva seluas 340m2 dengan kapasitas produksi 200.000 larva/tahun denhan fasilitas pendederan terdiri dari 6 unit kolam pendederan dengan kapasitas produksi 72.000 benih/tahun, ukuran 2-8 cm serta fasilitas pemeliharaan calin terdiri dari 13 unit kolam dengan kapasitas produksi 11.000 ekor/tahun, kata Wahyu Budi Wibowo.
Discussion about this post