Lamanesia.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan bahwa Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program strategis nasional yang membantu dalam pembangunan nasional, termasuk dalam pengentasan kemiskinan.
“Pada saat program ini diluncurkan, banyak orang yang meragukan apakah program ini akan jalan, kemudian banyak juga yang berpendapat kok membuat program hanya ngasih makan,” kata Dadan dalam acara SAC 2025 pada Rabu, 19 November 2025.
“Lupa mungkin banyak orang yang saat itu belum menyadari betapa pentingnya makan bergizi,” lanjutnya.
Dalam laporannya, Dadan menyebut bahwa sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, sudah terbentuk 15.363 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 38 provinsi dan sudah melayani 44,3 juta penerima manfaat.
Dadan: 53 Persen Hak Anak Indonesia Dipenuhi MBG
Dengan menyasar penerima manfaat mayoritas berasal dari kalangan anak sekolah, Dadan menyebut bahwa program MBG jug untuk memenuhi hak anak Indonesia mendapatkan makanan yang bergizi.
“Artinya, 53 persen hak anak Indonesia sudah bisa kita penuhi dan kita sedang kejar hak anak atas makan bergizi bisa kita penuhi di akhir tahun 2025,” lanjutnya.
Dadan juga menyatakan bahwa program MBG menjadi investasi untuk masa depan Indonesia.
“MBG merupakan program terbesar dalam investasi SDM Indonesia untuk generasi emas 2045,” sambungnya.
Proyeksi Anggaran MBG Tahun 2026
Untuk pelaksanaan MBG di tahun 2025, menurut alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp71 triliun dengan potensi kekurangan yang membuatnya akan bertambah hingga Rp99 triliun.
“Tahun 2026, kita sudah mendapat pagu Rp268 triliun dengan dana cadangan Rp67 triliun, sehingga BGN akan mengelola anggaran Rp335 triliun untuk menjangkau seluruh penerima manfaat di seluruh Indonesia,” terang Dadan.
Dari atas podium sambutan, Dadan sedikit bercanda mengenai anggaran BGN sehari sama seperti anggaran Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).
“Tahun depan, Insya Allah BGN akan menggelontorkan anggaran Rp1,2 triliun per hari. Saya tidak enak menyebutkan ini di depan Menteri Pembangunan Nasional karena anggaran BGN satu hari sama dengan satu tahun Bappenas, mohon maaf ya Pak, yang merencanakan Bapak juga,” lanjutnya.
Dadan Klaim MBG untuk Ketahanan Pangan Lokal dan Perekonomian
Bos BGN itu juga mengungkapkan bahwa ada manfaat lain yang diperoleh dari berjalannya MBG.
Tak hanya pemenuhan gizi anak, tetapi juga berkaitan dengan perekonomian dan menyasar banyak pihak.
“Uang yang diamanahkan ke BGN, digelontorkan langsung ke garis depan, jadi satu SPPG di Jawa akan mengolah uang Rp900 juta per bulan, kalau di Papua barangkali bisa Rp4 miliar per bulan,” tuturnya.
Drari anggaran itu, 85 persennya digunakan untuk membeli bahan baku yang digunakan untuk MBG.
“99 persen bahan baku itu dari pertanian. Jadi, program MBG identik dengan kemandirian dan ketahanan pangan lokal,” lanjutnya.
“Kemudian, 10,5 persen digunakan untuk membayar seluruh yang bekerja yang terlibat di dalam program makan bergizi, untuk ibu-ibu, bapak-bapak, mamang-mamang yang terlibat akhirnya mendapatkan pendapatan dan berkontribusi langsung di SPPG,” tukasnya. (Rdi)








Discussion about this post