Jakarta – Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia sangat mengapreasiasi Kementerian Pertanian yang cepat tanggap menangkap aspirasi petani dengan mengadakan pertemuan daring antara Menteri Pertanian dengan asosiasi petani juga kepala dinas provinsi dan kabupaten/kota.
“Dalam pertemuan itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan jelas dan lugas menyatakan keberpihakan utama Kementan adalah kepentingan petani kelapa sawit. Beliau juga menyatakan akan bertarung habis-habisan pada rapat koordinasi untuk kepentingan petani kelapa sawit,” kata Ketua Umum ASPEKPIR Setiyono.
Dengan komitmen yang jelas sekali ini ASPEKPIR mempercayakan semua aspirasi yang sudah disampaikan pada Kementan. Sesuai janji pada pertemuan ini akan ada evaluasi kebijakan dan mengubahnya menjadi lebih berpihak pada petani.
“Karena Menteri sudah mendengar dan menerima semua aspirasi kami, tindakan selanjutnya kami serahkan pada Kementan. Kami percaya bahwa kepentingan petani kelapa sawit yang diutamakan. Karena itu ASPEKPIR tidak terlibat dalam demonstrasi petani kelapa sawit yang dilangsungkan hari ini di Jakarta dan beberapa daerah lainnya,” kata Setiyono.
Meskipun mengatasnamakan demo petani kelapa sawit Indonesia tetapi ASPEKPIR menyatakan bukan bagian dari demo ini. Demonstrasi diperlukan jika aspirasi petani tidak didengar pemerintah.
“Pemerintah sudah mendengar aspirasi kami. Butuh waktu merubah aspirasi ini menjadi kebijakan. Tidak mungkin pemerintah mendengar aspirasi kami kemarin dan hari ini langsung kebijakannya berubah. Kami percayakan sepenuhnya kepada pemerintah, khususnya Kementan,” katanya.
Aspirasi ASPEKPIR pada pertemuan dengan Mentan adalah pencabutan larangan ekspor CPO supaya PKS yang menjadi mitra petani kembali menampung TBS dari koperasi. ASPEKPIR adalah petani yang sejak awal dirancang bermitra sehingga sangat mendukung Permentan nomor 1 tahun 2018.
Discussion about this post