Edi Purwanto Desak Jalan Mendalo Diperlebar dan Dibangun Dua Jalur, Demi Keselamatan Ribuan Mahasiswa

Lamanesia.com – Anggota DPR RI Dapil Jambi, Edi Purwanto, kembali menyoroti kemacetan dan tingginya angka kecelakaan di ruas Jalan utama Kota Jambi–Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi. Dalam rapat Komisi V DPR RI bersama Menteri Pekerjaan Umum, ia secara tegas mengusulkan agar jalan nasional tersebut segera diperlebar dan dibangun menjadi dua jalur.

Menurut Edi, Jalan Mendalo merupakan urat nadi mobilitas ribuan mahasiswa dari dua perguruan tinggi besar di Jambi, yakni Universitas Jambi (UNJA) dan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha (UIN STS). Selain itu, jalur ini juga menjadi akses utama pelajar SMA Titian Teras dan MAN Insan Cendekia.

“Beberapa waktu lalu saya didatangi adik-adik mahasiswa dari BEM UNJA dan BEM UIN. Mereka menyampaikan kondisi jalan yang makin padat, terutama di wilayah Pijoan yang terintegrasi dengan SMA Titian Teras, MAN Cendekia, dan nanti ada exit tol,” ujar Edi.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai kehadiran exit tol Pijoan bakal semakin meningkatkan volume kendaraan di ruas tersebut. Padahal, dengan kondisi sekarang saja, kecelakaan sudah sering terjadi dan menelan korban jiwa.

“Setidaknya ada sekitar 57 ribu mahasiswa yang melintas setiap hari. Itu belum termasuk warga sekitar. Kondisi jalan yang sempit, ditambah padatnya kendaraan, membuat jalur ini rawan macet dan rawan kecelakaan,” tegasnya.

Edi bahkan menyebut bahwa dalam beberapa tahun terakhir hampir 50 mahasiswa meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur tersebut.

“Ini lintasan kendaraan antarprovinsi dan jalur distribusi barang. Kalau tidak segera diperlebar dan dibuat dua jalur, situasinya akan makin parah. Kondisinya sudah sangat crowded,” tambahnya.

Oleh karena itu, mantan Ketua DPRD Provinsi Jambi tersebut meminta Kementerian PUPR menjadikan peningkatan ruas Jalan Mendalo sebagai program prioritas nasional.

“Saya mohon kepada Pak Menteri, jalur ini benar-benar diatensi. Volume kendaraan terus naik, sementara jalan makin sempit. Kita harus mendahulukan keselamatan masyarakat dan mahasiswa,” pungkas Edi. (mat)