Mengabarkan Nusantara
No Result
View All Result
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • KOMUNITAS
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • KOMUNITAS
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
No Result
View All Result
Mengabarkan Nusantara
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • KOMUNITAS
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
Home Opini

Ekonomi Dunia Saat Perang Rusia Ukraina

by Admin
28/02/2022
in Opini
0
SHARES
0
VIEWS

Oleh: Dr. Noviardi Ferzi

Mematahkan banyak analis, akhirnya perang itu terjadi. Sejarah kelam dunia, ketika Kamis (24/02/2022) Rusia meluncurkan invasi penuh ke Ukraina, perang langsung antar negara, melibatkan peluru kendali, pesawat tempur, roket, tank, helikopter dan puluhan ribu tentara. Sekali lagi ini perang, bukan sebatas kontak tembak antar proxy ke dua negara.

Artikelterkait

Kado Tahlil Hari Ketiga.Prof.Lias Hasibuan Menginspirasi, Jadi Guru Sejak Mahasiswa S-1 Miskin

Cerita Dibalik Langkanya Minyak Curah

Gubernur Berlari Kencang, Kepala OPD “Jangan” Jalan di Tempat

Meski masih terlalu dini untuk mengukur dampak ekonomi secara tepat dari konflik ini, namun bukan berati hal ini tidak bisa di prediksi, berbagai asumsi berbasis data bisa dilakukan. Minimal untuk bahan diskusi.

Perang Rusia Ukraina sebenarnya wujud ketakutan global yang terealisasi. Setelah dihantam oleh pandemi, rantai pasokan tersendat, lonjakan harga, ekonomi global yang semestinya siap untuk berdamai dengan pandemi, malah justru tersandung serangan baru perang besar di Eropa.

Untuk mengembargo Rusia, seperti yang sering dilakukan negara sekutu pada musuhnya sulit, karena Rusia bukan seperti sebagian negara Arab yang tak memiliki teknologi senjata dan manajemen sumber daya yang kuat karena terpecah belah.

Rusia hari ini negara yang mampu membuat negara-negara bergantung pada pasokan energi, gandum, nikel, dan bahan pokok lainnya. Perang dengan Rusia membuat kawasan eropa dan dunia menghadapi lonjakan harga.

Sebagai produsen utama minyak dan gas alam. Ditambah, konflik geopolitik yang berkembang, mau tak mau membuat harga keduanya naik tajam dalam beberapa pekan terakhir. Rusia juga merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia dan merupakan pemasok makanan utama ke Eropa.

Amerika Serikat sendiri mengimpor relatif sedikit dari Rusia. Tetapi, krisis komoditas yang disebabkan oleh konflik dapat memiliki efek lanjutan, yang setidaknya untuk sementara menaikkan harga bahan mentah dan barang jadi, ketika sebagian besar dunia, termasuk Amerika Serikat sedang mengalami krisis. Ini akan menjadi inflasi yang cepat. Benarkah?

Namun jika dibandingkan dengan dampak pandemi, dampak perang kali ini tidak terasa begitu besar, kecuali untuk beberapa komoditi. Rusia memang memiliki gudang senjata nuklir yang sangat besar serta pemasok utama bahan bakar nuklir, minyak, gas, dan bahan mentah yang membuat pabrik-pabrik dunia tetap berjalan. 

Tapi tidak seperti Tiongkok, yang merupakan pembangkit tenaga listrik manufaktur dan terjalin erat ke dalam rantai pasokan yang rumit, Rusia adalah pemain besar yang terbatas dalam ekonomi global. Namun yang nama perang tetap memiliki efek.

Pertama, konflik di Ukraina dapat lebih meningkatkan harga pangan global, khususnya gamdum yang meroket saat ini. Untuk Indonesia sebelum perang kelangkaan gandum telah membuat industri kesulitan dan pangan dari gandum seperti mie mengalami kenaikan harga. Apalagi ketika perang seperti saat ini.

Kedua, ketidakpastian di Eropa menimbulkan risiko perdagangan lainnya membayangi. Kerusuhan di perhubungan Eropa dan Asia dapat menimbulkan risiko bagi rantai pasokan yang telah digoyahkan oleh pandemi. Ditambah lagi, kemungkinan ada efek tidak langsung lainnya pada ekonomi, termasuk mengguncang kepercayaan konsumen.

Ketiga, melonjaknya harga komoditi, harga minyak, emas, dan komoditas naik tajam karena investor mengalihkan dana ke aset safe haven. Pada Kamis (24/2), Emas diperdagangkan pada USD1.942,10 per ounce, tertinggi sejak akhir 2020.

Harga minyak dunia berdasarkan West Texas Intermediate 5,61persen lebih tinggi pada USD97,27 per barel dan Brent melonjak 5,95 persen menjadi USD102,60 per barel, melewati level USD100 untuk pertama kalinya sejak 2014.

Harga batu bara acuan untuk kontrak Maret di Ice Newcastle (Australia) meroket 14,27 persen ke US$ 271/ton. Sementara rekor tertinggi harga batu bara US$ 280/ton yang dicapai pada 5 Oktober 2021 lalu.

Harga CPO mampu menembus harga MYR 6.294/ton padahal pada perdagangan pagi hari, harga CPO sudah menyentuh all time high sejak 1980. Namun, ketika Rusia menyerang dua kota terbesar Ukraina yaitu Kyiv dan Kharkiv, harga CPO melesat tajam hingga 5,22 persen.

Dampak Terhadap Indonesia

Terhadap APBN perang ini memberi efek. Hanya saja diperkirakan tekanannya tidak akan begitu besar. Karena Indonesia masih ekspor minyak dan gas, sehingga ketika ada kenaikan harga maka bisa berdampak positif terhadap penerimaan.

Tingginya harga komoditas, seperti batu bara hingga crude palm oil (CPO), juga akan memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara. Khususnya pada pos bea keluar dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari ekspor.

Namun di sisi yang lain, kenaikan harga minyak akan memberikan beban terhadap subsidi energi. Pada tahun ini anggaran subsidi energi dalam APBN 2022 sebesar Rp 134,02 triliun. Terdiri dari subsidi jenis BBM tertentu dan LPG Tabung 3 kg sebesar Rp 77,54 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 56,47 triliun.

Tekanan akan semakin berat apabila tidak ada penyesuaian harga BBM dan listrik, khususnya bagi Pertamina dan PLN. Meskipun di sisi lain, apabila pemerintah menaikan harga, efeknya akan terasa pada inflasi dan memukul daya beli masyarakat.

Lonjakan harga minyak dunia dan komoditas seperti batu bara dan CPO akan memberikan pengaruh terhadap perdagangan. Tingginya komoditi barang tersebut akan membuat neraca perdagangan tetap surplus dengan perkiraan US$ 18 miliar atau lebih rendah dari 2021.

Dampak cukup berat adalah pada inflasi, situasi saat ini akan mendorong kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, sehingga inflasi akan lebih tinggi menjadi 2,5 persen year on year (yoy). Lemahnya permintaan akan menjadi penahan inflasi. Level tersebut juga masih dalam rentang yang diasumsikan Bank Indonesia (BI).

Jadi, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Hanya berdoa untuk yang terbaik namun tetap bersiap untuk yang terburuk. Berdoa perang segera berhenti, karena jika situasinya berlanjut ekonomi dunia akan lepas dari segala asumsi yang bisa diprediksi.

Tags: Opini

Related Posts

Opini

Kado Tahlil Hari Ketiga.Prof.Lias Hasibuan Menginspirasi, Jadi Guru Sejak Mahasiswa S-1 Miskin

by Admin
04/10/2022
0

Oleh: Elita Rahmi Bang Lias, demikian kami biasa memanggilnya. Tokoh NU Jambi sekaligus Rektor ITSNU Jambi dan Ketua ISNU Provinsi...

Read more
Opini

Cerita Dibalik Langkanya Minyak Curah

by Admin
31/03/2022
0

Oleh: Dr. Noviardi FerziDi negeri yang kaya sawit ini minyak goreng menjadi masalah pelik. Jangankan untuk minyak goreng kemasan, minyak...

Read more
Opini

Gubernur Berlari Kencang, Kepala OPD “Jangan” Jalan di Tempat

by Admin
20/01/2022
0

Oleh: Dr. Noviardi FerziAda teman yang berkata, Ibarat laju mobil, Gubernur Haris berlari 100/km per jam, namun OPD hanya 40...

Read more
Opini

Jebakan Ekonomi Ekstraktif, Kolase Kerusakan Lingkungan di Jambi

by Admin
17/01/2022
0

Oleh: Dr. Noviardi Ferzi" Penjaga bumi bukan mereka yang ada di gedung-gedung tinggi, melainkan mereka yang setiap hari terancam oleh...

Read more
Opini

Resolusi Politik 2022: Hak Rakyat Mendapatkan Calon Pemimpin Ber-Hikmat Kebijaksanaan

by Admin
05/01/2022
0

Oleh: Mochammad Farisi, LL.M Menuju pemilu serentak 2024 partai politik harus mulai menyingsingkan lengan baju dari sekarang, harus mulai riweh...

Read more
Next Post

Wabup Muaro Jambi Hadiri Peringatan HUT Ke-66 Desa Tangkit

Begini Kronologi Karamnya Perahu Hias di Danau Sipin

Ketua DPRD Tanjab Timur Ucapkan Selamat Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Anggota DPRD Muarojambi Apresiasi Pemdes Tangkit

JNE Raih Penghargaan Indonesia Top Digital PR Award 2022 kategori Jasa Pengiriman

Discussion about this post

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Apr    

TERPOPULER

  • Ini Dia 10 Situs Banyak Dikunjungi Netizen, Dua Diantaranya Situs Porno!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban Pembacokan Gara-gara Turnamen Futsal Meninggal Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemilik Lemang Simpang Kota Baru Meninggal Gantung Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Delapan Pengguna Narkoba Ditangkap di Base Camp

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ustadz Abdul Somad Akan Nikahi Gadis 19 Tahun Bulan Mei Besok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Innalilahi, Anak Bungsu Walikota Jambi Meninggal Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi Rakyat Jambi, Minta Bawaslu RI Ambil Alih Kasus Dugaan Kecurangan Pilgub Jambi 2020

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Isak Tangis Orangtua Kesulitan Bayar Biaya Pengobatan Anaknya yang Menjadi Korban Pembacokan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Debt Collector Gelapkan Mobil Nasabah, Polisi Telusuri Keterlibatan Leasing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Temukan 7 Paket Sabu Siap Jual, Ardiansyah Ditangkap Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Mengabarkan Nusantara

© 2020 Lamanesia | Developed by Ara.

  • Lamanesia
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Media sosial

No Result
View All Result
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • KOMUNITAS
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK